PERJALANAN (KESAN)

My Photo
Name:
Location: Jakarta, Jakarta Selatan, Indonesia

life is for joy and make friends

Tuesday, January 20, 2009

ULANGTAHUNPERKAWINANKAMI

YANG KE 41


rahmat ali


Ulangtahunperkawinanku dengan tidak terasa telah mencapai yang ke 41. Sungguh cukup lama dan cukup langgeng juga jika diukur sejak 15 Januari 1968 yang telah lama berlalu. Empat anak berturut-turut kemudian lahir. Dari mereka para lima cucuku menyusul lahir. Setelah duduk sebagai murid di sekolah masing-masing yang sudah agak besar tiga dari mereka bukan saja pandai bicara namun juga menyadari betapa beberapa tahun yang lalu saat masih balita betapa mereka begitu keraskepala dan juga lucu-lucu menggelikan. Kami yang tua-tua harus mau mengalah terhadap versi-versi pikiran mereka yang kemudian tertawa-tawa ramai begitu jadi menyadari (cucu no 1, smp, yg no 2, klas 5, no 3 klas 3, no 4 klas 2).

Saat meniup lilin ulangtahunperkawinan dan saya sempatkan mencium istri, cucu-cucuku juga bersorak sambil mengucap bahwa saya dan istri kok meniru-niru anakmuda saja. Pakai peluk dan cium-cium segala. Aku jadi ikut-ikut tertawa geli sebagai jawaban tanggapan mereka.

Karena ulangtahunperkawinan ke 41 maka di mejamakan tersedia berbagai macam makanan, mulai dari satepadang, puyonghai, tahucampur, gudeg, krecek, konro, rawon, rujakcingur dan lain-lain. Di kamar, tvlamaku diganti tvplasma ukuran panjang 60 senti lebar 40 senti pembelian anakku kedua. O senang dan bahagiaku bukan main menyaksikan anak-anak dan cucu-cucuku ramai di mejamakan.

Ulangtahunperkawinankami yang sekarang ditandai dengan terkilirnya pergelangantangankiriku akibat licinnya lantai belakang rumah sebelah dapur setelah diguyur hujan lebat. Aku berurut di Haji Naim di Cipete. Sudah empat kali urut dan belum pulih-pulih juga. Namun tidaklah begitu parah dan insya Allah akan sembuh. Lihat waktu mandi di kolam hangat, tangankiriku masih terbalut perban dikelilingi para cucu.

Menjalani hidup perkawinan selama 41 tahun bukannya tanpa problema. Banyak juga pahitnya namun mampu kami atasi dengan baik. Sekarang kami tinggal menyaksikan perkembangan para cucu. Mereka adalah generasi penerus untuk masa mendatang.

Jkt 15 januari 2009

GUNUNG PANCER, SENTUL, BOGOR

Karena jenuh sehari-harinya menggeluti hidup di kota besar maka pada suatu hari libur panjang kami sekeluarga memutuskan memancing di desa sekitar Sentul, Bogor. Tiba-tiba kami berubah pikiran. Akan lebih tepat menuju lokasi lebih jauh dan lebih tinggi lagi ke Pancer, seonggok gunung berhutan pinus. Pada ketinggian 500 meter di atas permukaan laut tersebut terdapat pemandian air hangat yang menyenangkan. Itulah sebagai obat lelah setelah bermobil sekian lama berkelok-kelok menanjak di jalanan aspal yang licin. Di situ ada kantinnya juga. Anak-anak berendam di kolam air hangat. Jika ingin lebih panas lagi bisa pindah ke kolam berikutnya. Luas per kolamrendamnya tidak lebih dari 3 meter persegi.
Orang pun bisa dipijit di tempat tersebut dan sebagai pemijitnya adalah air hangat yang melalui slang disemprotkan ke badan. Tidak beda seperti di pencucian mobil saja. Mula-mula telapak kaki yang disemproti. Lalu ke betis, ke paha, pinggul, punggung dan seterusnya saat tertelungkup.
Menurut Bu Lis pengelola tempat berendam di gunung itu airhangatnya murni mineral yang diakui dengan sertfikat dari berbagai negara dan merupakan salah satu lokasi yang setara dengan air zamzam di Mekkah (Saudi Arabia), di Lourdes (Perancis) dan Utah (Amerika Serikat). Airnya sanfat mujarab untuk meningkatkan kesehatan. Setiap bulannya tidak kurang dari 60 orang yang menderita serangan strok berendam di situ. Yang terkena narkoba juga berendam di situ dan dalam 4 hari insya Allah terbebas dari kecanduan. Kata "pancer" sama dengan "pasak", tonggak atau paku yang menancap di permukaan bumi dan puncak ketinggian gunung Pancer 1000 meter. Dari puncaknya tampak kota wisata Sentul dan panorama-panorama lainnya yang berada di dataran rendah.

Jkt 18 januari 2009