My Photo
Name:
Location: Jakarta, Jakarta Selatan, Indonesia

life is for joy and make friends

Thursday, November 08, 2007

CATATAN SAYEMBARA
CERITA RAKYAT 2007


Cerita-cerita rakyat beraneka ragam beraneka corak dan versi dari seluruh tanahair lama-lama akan musnah kalau dibiarkan saja terpendam di masyarakat. Berdasarkan hal tersebut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional untuk kesekian kalinya mengadakan sayembara penulisan cerita rakyat diikuti 122 peserta dari hamper seluruh pelosok tanahair dan menjelang akhir tahun 2007 ini menghasilkan para pemenang dimulai dari peraih Juara I, II, III, peraih Juara Harapan I, II dan III, serta peraih kategori nominee 11 orang. Selagi penutur-penutur masih muda dan rajin menyampaikan kembali secara tertulis dengan baik maka menggembirakanlah hasilnya.
Para pemenang di dalam sayembara ini bukan sekedar menceritakan kembali dari khasanah cerita tutur milik leluhur yang mungkin telah berabad-abad terpendam namun juga mampu mengungkapkan kembali bukan saja dengan ciri-ciri lokal tempat asal cerita namun juga aura suasananya yang tidak bisa dilakukan orang lain kalau tidak tahu betul nuansa-nuansa lingkungan kehidupan di dalamnya. Penulis yang handal akan mampu mencuatkan “cengkak-cengkok”-nya, hampir tidak beda dengan karya patung yang khas daerah anu atau musik atau karya tenun daerah tertentu lainnya. Orang dari daerah lain akan kentara kalau meniru. Ciri cerita rakyat yang mencolok pada yang dikategorikan Juara I, II dan III tahun 2007 ini adalah kemaritiman, sesuai dengan negeri kita yang nusantara dari kepulauan paling barat sampai kepulauan yang paling timur sekali. Contoh pemenangnya pada cerita rakyat “Wan Diu-diu” (Ibu Sang Ikan Duyung) sebagai Juara I. Isinya pemotretan kehidupan nelayan suku Bajo yang tiap hari bercengkerma dengan laut serta ikan-ikan. “Kisah Terjadinya Gunung Gago di Halmahera”, Juara II, mencuatkan warna-warni kehidupan yang ajaib, yang tentu saja berkaitan dengan perikanan. Peraih Juara III menampilkan “Putri Babi”, anak kandung yang sudah lama dimohon-mohon sepasang suami isteri, setelah diluluskan oleh Yang Maha Pencipta, lahir babi betina. Alur ceritanya juga berbau laut, aroma ombak dan layar kapal yang membawa pelaku-pelaku cerita menempuh pulau demi pulau penuh keajaiban dan mistik. Dua peraih Juara Harapan I “Rara Kasiyan” dan Juara Harapan III “Legenda Wana Kethu” asal dari Jawa Tengah mencuatkan cerita lokal kerajaan Mataram dan Demak yang sifatnya agraris. Namun pada Juara Harapan II kembali lagi yang berkarakter kelautan, yaitu pada cerita “Bhoa Mbay” (Sumur Mahar), mengisahkan keluarga Karaeng Jogo atau Karaeng Mbay yang memiliki anak gadis bernama Boe. Lalu bagaimana bagi mereka yang dikategorikan sebagai nominée? Cerita-cerita mereka tersebut tidak kalah menariknya. Beberapa di antaranya berkisah dengan menampilkan dialog-dialog berpantun “Si Pantang” , kemudian “Lungun Lise” yang khas pedalaman Kalimantan serta “Pelanduk dan Tujuh Bersaudara” yang pelaku-pelakunya punya sebutan khusus untuk si sulung sampai dengan yang bungsu, tidak ada di daerah lain yang demikian aneh. Demikian catatan kami untuk hasil sayembara cerita rakyat tahun 2007 ini. (RA/HR)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

<< Home