My Photo
Name:
Location: Jakarta, Jakarta Selatan, Indonesia

life is for joy and make friends

Thursday, June 01, 2006

Kompas, Sabtu, 21 Juni 1975

MUSEUM-MUSEUM DI JAKARTA SEBAGAI OBYEK WISATA
Oleh: Rahmat Ali

Berkat telah dicanangkannya kepada murid-murid sekolah untuk mengunjungi museum-musem, maka menjadi tanggung jawab kamilah sebagai karyawannya menerima kedatanan mereka di pintumasuk. Begitu rombongan bis sekolah turun di samping gedung museum kami segera melakukan penyambutan dan memimpin mereka melihat-lihat ke dalam. Ternyata para pengunjung makin hari makin bertambah. Tidak saja kanak-kanak, murid-murid sekolah, mahasiswa, wisatawan-wisatawan dari daerah, peninjau-peninjau – tetapi juga lembaga-lembaga negara, organisasi-organisasi wanaita, anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat, tokokh-tokoh penting, Ibu Negara suatu negara tetangga, bahkan seorang Ratu. Mengapa mereka datang? Mengapa sampai diperlukan waktu yang sangat khusus untuk sekadar melihat benda-benda mati di dalam museum yang justru tidak bisa dipergunakan apa-apa lagi.

Semakin tinggi peradaban manusia semakin luas pula horison yang ingin dilihat. Kalau seseorang mengunjungi suatu kora yang belum pernah diketahuinya, sesuai dengan peningkatan pengetahuannya, dia tidak saja ingin berbelanja di toko-toko atau pasar, dia tidak saja ingin menyaksikan keindahan-keindahan pemandangan di tempat yang asing itu, tetapi lebih dari segalanya adalah museum-museumnya. Di dalam museum itu tercermin kehiduap dan kebudayaan kota itu. Dengan cepat kita jadi tahu bahwa museum adalah jiwa yang asli dari suatu negara.

Selama tahun 1973 ini Jakarta begitu menonjolnya dengan museum-museumnya yang memiliki jiwa dan karakter sendiri-sendiri. Pertama kami sebutkan Museum Sejarah Jakarta. Letaknya di Kota. Gedungnyua didirakan setelah tahun 1619, dan baru dipugar dan diresmikan menjadi museum pada tanggal 30 Maret 1974. Bukan main! Dan tersingkaplah kemudian sejarah! Gedung itu dulu dipakai sebagai pusat pemerintahan para Gubernur Jendral VOC. Sisa-sisa pasukan Pangeran Jayakarta Wijayakrama melakukan aksi-aksi gerilya ke gedung kokoh ini. Pada waktu Sultan Agung dari Mataram menuyerang pada tahun 1628 dan 1629 gedungnya terbakar. Rakyat Jakarta ikut bergabung dalam pertempuran ini, memperkuat pasukan Sultan Agung. Tokoh Untung Suropati pada akhir abad 17 juga pernah dipenjara di dalam sel gedung ini, waktu itu namanya Stadhuis, dan amat ajaib dia bisa lolos, membentuk kekuatan di Kartasura, membunuh Kapten Tack, lalu mendirikan Kerajaan Suropati di Jawa Timur. Patut pula dicatat perjoangan Pieter Erberveld bersama-sama penduduk Betawi melawan Belanda. Karena nasib yang sial maka dia tertangkap. Dia dianiaya. Tanggal 14 April 1722. Banyak lagi peristiwa-peristiwa besar yang pernah terjadi, diantaranya Pangeran Diponegoro di salah satu sel di tempat yang sekarang bernama Museum Sejarah Merdeka.

Museum Pusat tidak kalah menariknya memberikan informasi tentang masa lampau. Sifatnya agung dan lebih klasik. Melalui museum ini murid-murid, wartawan-wartawan serta tamu-tamu negara segera kenal jiwa bangsa kita, nilai ke Indonesia-an kita yang aterhampar di nusantara ini. Mulai dari kapak batu. Mulai dari porselen abad pertama Masehi! Lalu kebesaran-kebesaran Sanjaya yang kemudian mendirikan candi-candi megah di Jawa Tengah, kemudian diikuti sampai jaman Majapahit!
Museum Kebangkitan Nasional lain lagi. Di sini tokoh-tokoh Indeonesia yang berjiwa modern muncul. Museum Satria Mandala adalah jiwa muda setelah Indonesia merasa berhak untuk merdeka, dan untuk mencapai tujuan itu harus angkat senjata. Timbulah Sudirman, timbulah Urip Sumoharjo. Terkenal pula pertempuran di Surabaya, di Bandung, di Semarang! Banyak lagi museum-museum lainnya, seperti Museum Monas, Museum Yani,. Museum Pancasila dan lain-lain.

Itulah yang ada di kota metropolitan Jakarta sekarang. Lebih semarak ladi dengan telah diresmikannya Taman Miniatur Indonesia Indah pada 20 April 1975 baru-baru ini. Jakarta semakin lengkap. Semakin paripurna sebagai ibukota plus gerbang wisata ke obyek-obyek lainnya yang tersebar di seluruh pulau-pulau nusantara ini ***v

0 Comments:

Post a Comment

<< Home